Kamis, 27 Maret 2014

Kasus - Kasus Psikologi

Di topik kali ini saya akan membahas tentang kasus - kasus pembunuhan yang sekarang menjadi topik yang hangat dibicarakan banyak orang khususnya di Jakarta. Disini saya akan membahas inti permasalahan kasus tersebut dan kemudian saya akan memberikan sudut pandang psikologi nya serta solusi permasalahan tersebut.

Kasus pembunuhan Ade Sara (19 tahun)















Hafiz (19 tahun) & Asyiffa (19 tahun) adalah sepasang kekasih, mereka mempunyai teman yang bernama Sara. Sara sendiri adalah mantan kekasih dari Hafiz. Yang menyebabkan terjadi nya pembunuhan ini adalah karena adanya faktor cemburu yang dialami syifa dan dendam/sakit hati yang dialami oleh Hafiz. Singkat cerita Hafiz&Syifa mengantar Ade sara ke tempat tujuan nya yaitu tempat les bahasa jerman. Disitulah awal mula nya korban dijebak dengan sandiwara bertengkar yang dilakukan mereka berdua dan membuat hati Sara tergerak untuk kembali masuk ke dalam mobil. Tidak lama kemudian terjadilah aksi penganiayaan terhadap Ade Sara. Hafiz sempat menendang leher korban,memukul dan menyetrum korban. Alat yang digunakan Hafiz untuk menyetrum korban berteganggan 3.800 volt. Asyiffa juga memberikan beberapa pukulan,menyuruh korban melepaskan pakaian dan menyumpal korban dengan kertas hingga menyebabkan korban tewas. Dari hasil autopsi ditemukan sumpalan kertas itu di tenggorokan korban.  Dan akhirnya jenazah korban dibuang di pinggiran jalan Tol Bintara. Kedua tersangka akhirnya di tangkap polisi pada saat menghadiri pemakaman Ade Sara. Pada saat polisi memeriksa kedua tersangka,dilihat dari wajahnya mereka terlihat seperti biasa saja,dan bahkan tertawa saat diperiksa. Diduga juga ada tulisan misterius di samping jenazah Sara yang bertuliskan "Mampus Lo". Dugaan diperkuat dengan postingan dari akun Path milik teman Ade sara, namun polisi tidak menemukan bukti yang kuat dari tulisan misterius tersebut. Dari kasus ini polisi memutuskan untuk melakukan 2 kali test psikologi,dan atas terjadinya perencanaan dalam pembunuhan ini maka kedua pelaku dijerat Pasal 340 KUHP Tentang Pembunuhan Berencana. Dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara atau maksimal hukuman mati. 
Pandangan Psikologi 

Dari pandangan psikologi kasus ini termasuk Pandangan Psikodinamika (Sigmund Freud) . Yang terdapat Struktur Kepribadian ,dibagi dalam tiga bagian yaitu Id,Ego,dan Superego. Di kasus ini pelaku mengalami Id dan Ego, terjadi dorongan ketidaksadaran dari energi psikis seseorang. Karena Id dan Ego tidak dapat mempertimbangkan apakah sesuatu itu salah atau benar. Hafiz & Asyiffa merasa Sara telah menggangu hubungan mereka. Karena dianggap penggangu itulah ,maka mereka merencanakan niat jahat nya yaitu dengan memberi pelajaran kepada korban. Dan mereka terbawa emosi sehingga melakukan tindakan diluar akal sehat dan kesadaran mereka,sehingga melakukan tindakan penganiayan yang melampaui batas hingga akhir nya korban tewas di tangan mereka. 
Solusi

Tindakan polisi yang diberikan kepada Hafiz & Asyiffa sudah benar yaitu dengan memberikan ancaman hukuman 20 tahun penjara bahkan hukuman mati . Tetapi lebih baik mereka terlebih dahulu diberikan rehabilitasi agar kemungkinan bisa memperbaiki tingkah laku mereka tersebut.


Kasus Pembunuhan Mia Nuraini (16 tahun)









Terjadi pengeroyokan secara tiba-tiba menyerbu Mia dan rekannya Soni (14 tahun). Kejar - kejaran pun terjadi di sekitar Cilandak Barat,Jakarta Selatan. Puncaknya ketika salah satu pelaku menghantam kepala mia dengan gir motor. Rekan korban juga tak lupu dari aksi pengeroyokan yang berujung pembacokan dengan benda tajam, Setelah itu para pelaku melarikan diri. Latar belakang kejadian ini diduga karena masalah asmara. Salah satu pelaku adalah mantan kekasih Mia yang cemburu karena Mia menjalin hubungan dengan Soni yang juga menjadi korban. Karena dendam tersebut, Anto mengajak 7 temannya untuk mengeroyok korban. Kejadian ini bahkan telah direncanakan seminggu sebelumnya. Pembunuhan yang dilakukan Anto dibantu oleh teman-teman nya, 2 dari pelaku adalah remaja putri yaitu Yeti (19 tahun) dan Putri (20 tahun). Yeti adalah kekasih pelaku utama , Anto. Yeti membantu Anto membalaskan dendam atas nama cintanya kepada Anto. Para pelaku dijerat Pasal KUHP tentang penganiayaan, ancaman hukuman nya 12 tahun penjara.

Pandangan Psikologi 

Kasus ini juga termasuk dalam Pandangan Psikodinamika (Sigmund Freud). Kejadian ini sama hal nya dengan kasus Ade sara yaitu pembunuhan yang dilakukan remaja karena faktor asmara. Pelaku , terutama Anto yang mantan kekasih Mia merasa cemburu karena Mia telah memiliki kekasih baru. Sehingga ia mengalami Id dan Ego, yang menyebabkan terjadinya dorongan ketidaksadaran psikis nya. Maka dari itu karena emosi ia tidak dapat mempertimbangkan apakah yang dilakukan nya itu salah atau benar.

Solusi

Para pelaku sebaiknya diberikan hukuman yang setimpal, dan tindakan tegas dari polisi. Diperlukannya bimbingan lebih menginggat beberapa dari pelaku masih remaja, yang masih membutuhkan bimbingan dan perhatian lebih khususnya dari orang tua. Karena peran orangtua sangatlah penting agar pelaku yang masih remaja ini selalu dalam pengawasan dan perhatian yang ekstra.


Kasus Penganiayaan Iqbal (3,5 tahun)

 


Dadang (29 tahun) tega menganiaya balita yang bernama Iqbal dengan menusuk korban menggunakan paku panas serta menggigit anggota tubuh korban. Motif Dadang melakukan penganiayaan tersebut karena kesal dengan Ibu korban yang bernama Iis,yang berselingkuh . Korban diculik oleh Dadang. Sebelumnya tersangka berpacaran dengan Ibu korban,namun Iis mempunyai pria laon sehinggia ia sakit hati dan menculik anaknya, Pada saat diculik,korban di eksploitasi oleh Dadang setiap hari dengan cara mengamen dan harus mampu meraih penghasilan Rp. 40.000,00 agar tidak mendapatkan penyiksaan . Hingga akhirnya diketahui warga sekitar dan Dadang ditangka[ oleh Polres Jakarta Utara. Saat ditemukan Iqbal mengalami keadaan yang sangat memprihatinkan , hingga korban mengalami keadaan kritis. Sampai saat korban ditemukan ,Ibu dari korban belum dapat ditemukan. Sehingga jorban didampingi oleh keluarganya.

Pandangan Psikologi

Sama dengan kasus-kasus sebelumny, kasus ini juga termasuk Pandangan Psikodinamika (Sigmund Freud) . Pelaku kehilangan akal sehat nya dan terbawa emosi sehingga ia tega menganiaya balita. Kasus ini juga didasari karena asmara. Ibu dari korban yang seorang kekasih dari pelaku berselingkuh dengan pria lain. Pelaku kemudian melampiaskan kekesalan nya terhadap kekasih nya dengan menganiaya anaknya. Ia mengalami Id dan Ego yang menyebabkan ketidaksadaran dari psikisnya,sehingga ia tega menganiaya balita diluar akal sehat.

Solusi

Pelaku sebaiknya diberikan hukuman yang seberat-berat nya mengingat perbuatannya itu sangat biadab, yang tega menyiksa anak dibawah umur,dan pelaku telah mengeksploitasi korban dengan menyuruh nya mengamen. Penyiksaan pelaku terhadap korban sudah sangat melampaui batas,maka hanya hukuman lah yang akan memberikan pelajaran bagi pelaku.


Sumber : 

www.okezone.com
www.merdeka.com




Jumat, 21 Maret 2014

Psikologi Sebagai Ilmu : Fungsionalisme

Psikologi Fungsionalisme

Fungsionalisme adalah sebuah studi tentang operasi mental, mempelajari fungsi-fungsi 
kesadaran dalam menjembatani antara kebutuhan manusia dan lingkungannya. 
Fungsionalisme menekankan pada totalitas dalam hubungan pikiran and perilaku. Dengan 
demikian, hubungan antar manusia dengan lingkungannya merupakan bentuk manifestasi dari pikiran dan perilaku. Jadi Fungsionalisme adalah aliran psikologi yang memandang bahwa manusia harus dipandang secara menyeluruh. Apa yang dilakukan manusia sebagai aksi adalah hal yang kompleks yang merupakan manifestasi dari jiwa dan mempunyai maksud tertentu bukan hanya disebabkan oleh sesuatu hal.  

William James (1850 - 1909)


James lahir pada tanggal 1 November 1842 di New York, dan meninggal pada tanggal 16 Agustus 1910 di Mount Chocura,New Hampshire,Amerika Serikat.  James dilahirkan dalam keluarga terkenal dan kaya yang memiliki sumber daya dan motivasi untunk mendorong upaya intelektual. Pada tahun 1861  ia masuk Universitas Harvard. Mula - mula ia mempelajari ilmu kimia ,kemudian anatomi perbandingan,biologi dan ilmu faal dan masuk fakultas kedokteran di universitas yang sama pada tahun1854. Minatnya terhadap psikologi semakin kuat pada saat ia mengunjungi Jerman pada tahun 1867-1868. Karier akademisnya adalah, ia mendapat gelar dokter (1869),menjadi dosen (1872),asisten profesir ilmu faal (1876),asistern profesor filsafat (1880), profesor filsafat (1885),profesir psikologi (1889),dan kembali menjadi profesor filsafat (1897-1907). Ia mendirikan salah satu laboratorium yang pertama di dunia pada tahun 1875. Konstribusi utamanya bagi psikologi tercantum dalam bukunya nya yang berjudul "The Principle of Psychology",yang diterbitkan dalam dua volume. Buku tersebut merupakan penanganan psikologi tabg komprehensif dan digunakan sebagai buku teks pengantar selama bertahun - tahun ,dan juga menjadi salah satu dasar yang digunakan oleh psikologi modern. Bersama -sama dengan John Dewey,James mendirikan aliran fungsionalisme dan bersamaan dengan itu James juga merupakan pendukung aliran evolusionisme.
Teori emosi yang dikemukakan oleh William James ( yang terkenal dengan nama Teori James - Lange) adalah sebuah teori yang menjelaskan hubungan antara perubahan fisiologis dengan keadaan-keadaan emosional.



Teori emosi 


• Menjelaskan tentang hubungan antara perubahan fisiologis dengan emosi 
• Emosi identik dengan perubahan-perubahan peredaran darah 
• Emosi adalah hasil dari persepsi seseorang tentang perubahan-perubahan yang terjadi            pada tubuh terhadap rangsang dari luar 
• Membantah pernyataan bahwa emosilah yang menyebabkan perubahan pada tubuh.

John Dewey (1859 -1952)

Ia adalah seorang guru besar dan yang memelopori fungsionalisme di universitas Chicago. Setelah meraih gelarnya di Hopkins pada tahun 1884 dengan disertai tentang psikologi Kant, selama 20 tahun berikutnya Dewey mengabdi di wilayah barat tengah,pertama di Michigan kemudian di Chicago sebelum pindah ke Universitas Colombia pada tahun 1904. Di usia muda, Dewey memublikasikan buku teks pertamanya yang berjudul  Psychology (1886). Dalam buku ini ia memperkenalkan cara orang Amerika mempelajari psikologi,yaitu cara yang mengutamakan pragmatisme. Sikap yang pragmatis dari Dewey itu didasari antara lain oleh pemikiran filsafatnya yang berbunyi : "Thinking men usually about change" (manusia berpikir selalu tentang perubahan). Ia tidak percaya bahwa ada orang yang berpikir hanya untuk berpikir saja (think as they are). Segala sesuati pasti ada tujuannya dan tujuan itu adalah perubahan. Filsafatnya ini hanya dipengaruhi ileh Teori Darwin.

James Rowland Angell (1869-1949)

Ia lahir pada tanggal 8 Mei 1869 di  Burlington,Vermont dan meninggal pada tanggal 4 Maret di New Haven,Connecticut. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana nya di Universitas Michigan tahun 1890,dan meraih gelar magister di Harvard pada tahun 1892. Semasa karier nya Angell pernah menjadi Presiden di Universitas Yale pada tahun 1921,tetapi ia tidak pernah mendapat gelar Ph.D namun memperoleh 23 gelar doktor honoris causaIa berhasil mempersatukan sarjana-sarjana di Chicago dan mengahasilkan 50 orang Ph.D dalam psikologi (John B. Watson), dan pernah menjabat kepala departemen psikologi dan pernah menjabat sebagai presiden dari American Psychology Associaton (APA ). Angell mendefinisikan psikologi fungsional adalah sebuah studi tentang operasi mental, mempelajari fungsi-fungsi kesadaran dalam menjembatani antara kebutuhan manusia dan lingkungannya. Fungsionalisme menekankan pada totalitas dalam hubungan mind and body. Berlawanan sengan Wundt, Angell menyatakan bahwa kesadaran memperbaiki aktivitas adaptif individu secara progresif,dan proses - proses atensional nerupakan  pusat kesadaran. Angell terkenal dengan paper nya yang berjudul "The Province of Functional Psychology". Dalam paper nya itu ia mengemukakan 3 macam pandangan nya terhadap fungsionalisme,yaitu :

• Fungsionalisme adalah psikologi tentang “mental operation” (aktivitas 
   bekerjanya jiwa) sebagai lawan dari psikologi tentang elemen-elemen mental, 
• Fungsionalisme adalah psikologi tentang kegunaan dasar-dasar kesadaran. Ini 
   juga disebut sebagai teori emergensi dari kesadaran, 
• Fungsionalisme adalah psiko-phisik, yaiitu psikologi tentang keseluruhan 
   organisme yang terdiri dari badan dan jiwa. 

James McKeen Cattel



Cattel lahir pada tanggal 25 Mei 1860 di Pennsylvania dan meninggal pada tanggal 20 Januari 1944 di New Jersey,Amerika Serikat. Ia pernah menjadi mahasiswa di Eropa dan pernah belajar di universitas-unoversitas Gottingen,Leipzig,Paris dan Jenewa. Selama belajar di Leipzig-lah di bawah pengawasan Wundt,Cattel mulai tertarik pada perbedaan individual. Dengan menggunakan fasilitas laboratorium,Cattel mendapatkan bahwa perbedaan individual dapat dipelajari tanpa menggunakan metode introspeksi. Ketika ia telah tiba kembali di Amerika,ia melanjutkan percobaan-percobaannya dan menemukan apa yang dinamakannya kapasitas individual. Atas dasar penemuannya tentang kapasitas individual inilah (1890) kemudian Cattel menciptakan alat-alat untuk mengukur kapasitas atau kemampuan individual itu,yang sekarang dikenal sebagai psikotes atau mental tes. Sekembalinya dari Eropa, Cattel menjadi profesor di beberapa universitas di Amerika,antara lain di Pennsylvania dan Colombia. Bahkan pada 1888 ia pernah mengajar di universitas Cambridge (Inggris). Ia melakukan berbagai kegiatan yang cukup besar artinya bagi perkembangan psikologi di dunia pada umumnya dan di Amerika Serikat pada khususnya. Pada tahun1929 ia menjadi Presiden dari Kongres Internasional Psikologi yang pertama. Ia pun memperkenalkan psikologi eksperimendengan metode-metode eksak di Amerika. Ia mengembangkan penelitian-penelitian tentang asosiasi dan waktu reaksi. Ia mendirikan "Psychological Corporation" yang bertujuan untuk memperkenalkan psikologi kepada masyarakat,dan mengembangkan psikologi yang diamalkan (applied psychology). Ia juga banyak menulis artikel dalam jurnal dan majalah ilmiah psikologi seperti Psychological Review dan majalah ilmiah lainnya seperti American Naturalist. 

Cattel mengusung teori mengenai kebebasan dalam mempelajari tingkah
laku. Ia mempunyai dua pandangan mengenai aliran fungsionalisme, yaitu:

• Fungsionalisme tidak perlu menganut paham dualisme karena manusia
  dianggap sebagai keseluruhan yang merupakan suatu kesatuan,

• Fungsionalisme tidak perlu deskriptif dalam mempelajari tingkah laku, karena
   yang penting adalah fungsi tingkah laku. Sehingga yang harus dipelajari
   adalah hubungan (korelasi) antara satu tingkah laku dengan tingkah laku lainnya.

• Dapat dikatakan bahwa semua cabang-cabang psikologi modern merupakan
   perkembangan dari fungsionalisme. Dalam percobaanya Cattel menemukan
   “kapasitas individual” kemudian ia menciptakan alat-alat untuk mengukur
   kapasitas,kemampuan individual yang sekaran kita kenal sebagai psikotes /mental test.

Edward Lee Thorndike (1874-1949)


Thorndike yang lahir di Williamsburg pada tanggal 31 Agustus 1874 dan meninggal di Montrose,New York,pada tanggal 10 Agustus 1949,adalah tokoh lain dari aliran fungsionalisme Kelompok Colombia. Setelah ia menyelesaikan pelajarannya di Harvard,ia bekerja di Teacher's Collage of Colombia di bawah pimpinan James Mckeen Cattell. Pada usia 24 tahun, Thorndike menerbitkan bukunya yang berjudul Animal Intelligence,An Experimental Study of Association Process in Animal. Buku ini yang merupakan hasil penelitian Thorndike terhadap tingkah laku beberapa jenis hewan seperti kucing,anjing dan burung,mencermikan prinsip dasar dari proses belajar yang dianut oleh Thorndike,yaitu bahwa dasar dari belajar (learning) tidak lain sebenarnya adalah asosiasi. Suatu stimulus (S),akan menimbulkan suatu respons (R) tertentu. Teori ini disebut sebagai Teori S-R. Dalam teori S-R dikatakan bahwa dalam proses belajar,pertama kali organisme (hewan,orang) belajar dengan cara coba-salah (trial and error).

Dalam proses belajar yang mengikuti prinsip coba-salah ini,ada beberapa hukum yang dikemukakan Thordike :

• Hukum Efek  (The Law of Effect) yaitu hukum yang menyatakan intensitas hubungan
  antara stimulus-respons akan meningkat jika mengalami keadaan yang
  menyenangkan,sebaliknya akan melemah jika keadaan tak menyenangkan.
  jika terjadi suatu keadaan akan terjadi asosiasi dengan keadaan yang sebelumnya
  yaitu hubungan stimulus-respon atau respons-respons.

• Hukum Latihan (The Law of Exercise atau The Law of use and disuse) adalah
   hukum bahwa stimulus-respons dapat timbul atau didorong dengan latihan berulang
   -ulang. Jika tak dilatih hubungan tersebut akan melemah dan kemudian menghilang.

Robert Sessions Woodworth (1869-1962)


Tokoh lain dari Kelompok Colombia ini adalah tokoh yang benar-benar terkemuka dan pernah mendapat medali emas (1956) dari The American Psychological Foundation atas jasa-jasanya mempersatukan dan mengorganisasikan psikologi di Amerika Serikat. Ia dilahirkan pada 17 Oktober 1869 di Balchertown,Massachusetts,dan meninggal pada 4 Juli 1962 di New York. Woodworth mendapat gelar M.A dari Universitas Harvard pada tahun 1867,dan kemudian mendapatkan gelar Ph.D pada tahun 1899 di Colombia di bawah bimbingan James McKeen Cattell dalam bidang psikologi . Woodworth menjadi tokoh yang luas pandangannya dan disegani orang sampai saat pensiunnya pada usia 89 tahun. Karena kewibaannya ia disejajarkan dengan Cattell sendiri dan dianggap sebagai pengganti Cattell. Karya besar Woodworth yang pertama, Dynamic Psychology (1918),adalah sebuah kombinasi eklektik dari berbagai pandangan yang dominan dalam psikologi. Diantara karya-karyanya yang lain , Contemporary Schools of Psychology (1931) dan  Dynamics of Behavior Psychology (1958) menawarkan perspektif fungsional yang cermat tentang psikologi. Bukunya Experimental Psychology (1938) yang direvisi oleh Scholsberg (1954),telah menjadi buku standar di fakultas-fakultas psikologi di seluruh dunia (termasuk juga di Indonesia). Psikologi "dinamis" Woodworth memfokuskan pada motivasi. Ia menggunakan istilah mekanisme untuk menggambarkan tindakan psikologis berupa adaptasi ,sama dengan pandangan Carr. Mekanisme ditimbulkan oleh dorongan,baik bersumber dari internal maupun eksternal. Menurut Woodworth,seluruh rangkaian aktivitas psikologis menjadi logis dan untuk dikarenakan adanya rasa akan tujuan pada individu.

Sumber :

http://psikologi.or.id/

Sarwono, Sarlito W..  (2002).  Berkenalan Dengan Aliran Dan Tokoh-tokoh Psikologi.  3rd Edition.

Brennan, James F..  (2006).  Sejarah dan Sistem Psikologi.  6th Edition.  

Rabu, 19 Maret 2014

Psikologi Sebagai Ilmu : Strukturalisme

Psikologi Strukturalisme

Psikologi struktural atau strukturalisme merupakan studi analitis tentang generalisasi pikiran manusia dewasa melalui metode introspeksi. Dalam hal ini psikologi dimaksudkan untuk mempelajari isi (konten) pikiran, sehingga sistem ini kadang juga disebut dengan psikologi konten. Sistem tersebut,bertujuan menganalisis pikiran manusia melalui penerapan secara hati-hati metode eksperimental intropeksi yang dilakukan oleh para ilmuwan terlatih. Secara analogis, sistem ini bertujuan mengembangkan "kimia kesadaran".

Wilhem Wundt  (1832-1920)


Wundt dilahirkan di Neckarau pada tanggal 18 Agustus 1832 dan meninggal di Lepzig pada tanggal 21 Agustus 1920. Ia dikenal sebagai seorang sosiolog,filsuf dan ahli hukum. Ia mendapat pendidikan di Heidelberg,Tubingen dan Berlin. Gelar - gelar kesarjanaan yang dimiliknya adalah dari bidang hukum dan kedokteran. Tahun 1857 ia pernah menjadi dosen ilmu faal di Heidelberg,kemudian tahun 1874 menjadi profesor filsafat di mana ia mendirikan laboratorium psikologinya , ia tidak lagi disebut sebagai dokter atau ahli ilmu faal atau dokter. Sebelum Wundt memastikan dirinya sebagai orang yang akan memulai berdirinya psikologi, ia banyak tertarik pada ilmu faal. Buku Wundt ysng pertama kali memberikan indikasi bahwa ia cenderung kepada psikologi adalah Beitrage Zur Theorie Der Sines Wahrnemung ("Persepsi yang Dipengaruhi Kesadaran") 1862). Dikatakan oleh Wundt bahwa ada tiga hukum mental ( mental laws),yaitu :


  1. Hukum  resultan psikis ( the law of psychis resultans ), atau disebut juga prinsip sintesa kreatif,yang berbunyi bahwa setiap gejala psikis yang kompleks selalu mempunyai sifat - sifat yang baru yang berbeda dari elemen - elemennya . Ini sering disebut sebagai prinsip kimia mental ( mental chemistry) dari Wundt.
  2. Hukum hubungan psikis ( the law of psychis relations ) yaitu bahwa sebuah elemen kesadaran atau konten psikis akan mempunyai arti hanya dalam hubungan dengan elemen - elemen atau konten - konten psikis ( psychis contents ) lainnya.
  3. Hukum kontra psikis ( the law of psychis contrast ) , yaitu bahwa elemen - elemen kesadaran atau konten psikis yang paling bertentangan/berlawanan justru saling memperkuat satu sama lain.
Selanjutnya Wundt mengemukakan adanya beberapa jenis asosiasi sebagai berikut :

  1.    Asosiasi persepsi langsung ( immediate perceptual association) , yang terdiri dari :
    •  Fusi ( fusion),percampuran antara dua elemen kesadaran,sehingga dua - duanya melebur jadi satu,tidak lagi independen,atau salah satu sangat dominan sehingga sifat elemen yang lain hilang sama sekali,masuk dalam elemen yang dominan itu.
    • Asimilasi,yaitu dua elemen masih saling independen,sama kuat,dan dihubungkan satu sama lain karena ada persamaan - persamaan (similarity),atau karena adanya kontras yang mencolok.
    • Komplikasi (complication) , yaitu asimilasi antara indra-indra yang berbeda,misalnya asimilasi antara sesuatu yang didapat dari indra pendengaran 
 2. Asosiasi memori (memorial assosiation),yaitu asosiasi yang tidak segera,melainkan      terjadi dalam  ingatan, antara elemen - elemen yang terlebih dahulu disimpan dalam ingatan. Jenis asosiasi ini  kemudian dikembangan penyelidikannya oleh seorang bernama Ebbinghaus. 

Edward Bradford Titchener (1867 - 1927)

Titchener lahir Sussex ,Inggris Selatan . Ia lahir dari keluarga miskin dan tradisional, untuk dapat melanjutkan pelajarannya ia harus menggantungkan diri pada beasiswa - beasiswa. Di Inggris Titchener belajar filsafat selama 5 tahun di Oxford,setelah itu ia pergi ke Leipzig untuk belajar pada W. Wundt . Perannya dalam sejarah psikologi cukup besar,karena dialah yang memperkenalkan ajaran Wundt ke Amerika yang dipimpin oleh William James. Namun, Titchener tidak bisa mempengaruhi rekan - rekannya di Amerika sehingga mau mengikuti ajaran Wundt. Sarjana - sarjana psikologi Amerika tetap pada pendiriannya sendiri,yang pada waktu itu dikenal dengan nama aliran fungsionalisme . Bagaimanapun jasa - jasa Titchener di dunia psikologi di Amerika cukup dihargai, karena  ialah yang pertama kali menerjemahkan karya - karya Wundt ke dalam bahasa Inggris sehingga sarjana - sarjana Amerika dapat membaca karya - karya Wundt itu. Dalam bukunya, Experimental Psychology,Titchener menegaskan  definisi eksperimen menurut Wundt yang menentang eksperimen - eksperimen dengan hewan,orang - orang abnormal dan anak - anak, padahal eksperimen - eksperimen seperti ini justru banyak dilakukan oleh penganut - penganut fungsionalisme. Ada juga ajaran dari Wundt yang tidak disetujui Titchener,yaitu tentang emosi. Titchener tidak sependapat dengan Wundt bahwa emosi terdiri dari tiga pasang kutub (teori tiga dimensi dari emosi). Menurut nya hanya ada satu pasang kutub emosi yaitu " lust-unlust" Dari dialog antara Titchener dengan penganut - penganut aliran fungsionalisme di Amerika Serikat, nampaklah perbedaan - perbedaan antara aliran strukturalisme dan fungsionalisme sebagai berikut : 


            
   STRUKTURALISME
  FUNGSIONALISME
1. Cara pendekatan
1. Struktural. Pengalaman  
    kesadaran  dianalisa untuk
    diketahui strukturnya.
1. Mempelajari fungsi tingkah
    laku dalam hubungan
    dengan lingkungan fisik
    maupun sosial.
2. Pertanyaan dasar 
2. Apakah jiwa itu?
2. Untuk apakah tingkah dasar
     Laku itu?
3. Titik berat
3. Isi kesadaran
3. Aksi atau perbuatan
4. Perumusan tentang jiwa
4. Jiwa adalah jumlah dari
    pengalaman – pengalaman
    kesadaran.
4. Jiwa adalah penjaga
    kelangsungan hidup
    seseorang yang mem-
    mungkinkan orang itu
    menyesuaikan diri dengan
    lingkungan

Hermann Ebbinghaus (1850 - 1909)

Profesor dari Universitas Breslau dan Halle yang dianggap salah satu pelopor dan pendiri Psikologi Eksperimen ini dilahirkan  di Barmen pada tanggal 24 Januari 1850 dan meninggal di Halle, pada tanggal 26 Februari 1909. Ia adalah orang pertama yang melakukan penelitian eksperimental mengenai proses belajar dan ingatan (memory). Dalam eksperimennya tentang ingatan ,Ebbinghaus mengunakan obyek yang netral,yaitu kata - kata tak berarti (nonsense syllables). Sederetan kata - kata tak berarti ini diberikannya pada dirinya sendiri dan kemudian juga pada sejumlah percobaan lain untuk dibaca berulang - ulang dan diingat - ingat. Banyaknya kata - kata tak berarti yang disebut dengan benar merupakan skor untuk mengukur ingatan seseorang, Dari eksperimennya ini Ebbinghaus membuat kurve ingatan yang dikenal dengan nama "Kurve Retensi dari Ebbinghaus". Selanjutnya Ebbinghaus mengemukakan hukumnya tentang rasio antara hal - hal yang dipelajari dengan waktu yang digunakan untuk mempelajari hal - hal itu sebagai berikut : Makin banyak hal yang harus dipelajari , makin banyak pula waktu yang diperlukan untuk mempelajarinya. Hukum ini disebut "Hukum Ebbinghaus". Dari penemuan - penemuan di atas dapat dikatakan bahwa Ebbinghaus berpendirian bahwa proses mengingat dan proses lupa terjadi secara otomatis ( dengan sendirinya ) dan mekanistis. Karya Ebbinghaus yang terkemuka ialah Uber das Gedachtnis (1885). Meskipun dikenal karena penelitiannya tentang memori, namun Ebbinghaus jauh lebih dikenal karena sebagai pelopor eksperimentasi yang cermat dalam psikologi. Seperti tokoh lainnya yang karyanya dibahas di bagian ini, Ebbinghaus tidak membangun "aliran" , namun lebih berkontribusi bagi atmosfer intelektual yang mengukuhkan psikologi sebagai ilmiah.

Sumber : 

Sarwono, Sarlito W..  (2002).  Berkenalan Dengan Aliran Dan Tokoh-tokoh Psikologi.  3rd Edition.
Brennan, James F..  (2006).  Sejarah dan Sistem Psikologi.  6th Edition. 








Minggu, 16 Maret 2014

Psikologi di Indonesia : Memperkuat Fondasi (1960-1970 an)

 Di tahun 1960 Universitas indonesia menetapkan berdirinya fakultas psikologi di universitas tersebut. Pada tahun tersebut , Departemen Psikologi tersebut berdiri sendiri menjadi Fakultas Psikologi dengan Slamet sebagai dekan pertama sebelum digantikan Fuad Hassan pada tahun tujuh-puluhan ( selain menjadi guru besar dan Dekan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia,Fuad Hassan kemudian menjadi Duta Besar dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan). Beliau mendalami psikologi klinis sebagai spesialisasinya. Sebagai pengajar di Psikologi UI, mata kuliah yang diajarnya antara lain Pendekatan Fenomenologi dalam Psikologi Klinis, Kapita Selekta Psikologi Klinis dan Psikodiagnostik, Pendekatan Fenomenologi dalam Psikologi Klinis, dan Seminar Kesehatan Mental.


Fuad Hassan (1929-2007)

Di tahun 1961 para psikolog yang di tempatkan di Bandung kemudian mendirikan Fakultas Psikologi di Universitas Padjajaran . Dari beberapa universitas yang mengawali berdirinya fakultas psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran lah yang berbeda,karena ada dua keistimewaan pendirian fakultas ini, yaitu :

Fakultas Psikologi berdiri sebagai Fakultas, bukan berkembang dari bagian program studi lain seperti : Fakultas Psikologi UI yang berkembang dari program studi Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM yang berkembang dari Fakultas Paedagogi.

Pendirian Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran dapat langsung diresmikan berdiri sendiri sebagai fakultas tanpa harus berada di bawah naungan Yayasan Padjadjaran terlebih dahulu seperti beberapafakultas lain di Universitas Padjadjaran. Biasanya pada waktu itu sebelum diresmikan menjadi fakultas harus berada di bawah naungan yayasan sekurang-kurangnya satu tahun. Sehingga Fakultas Psikologi UNPAD bisa disebut pelopor sebagai Fakultas Psikologi pertama di Indonesia yang telah menginspirasi pendidikan tinggi psikologi lainnya di Indonesia untuk meningkatkan diri menjadi fakultas tersendiri, baik di perguruan tinggi negeri maupun swasta.  Kemudian setelah berkembangnya Fakultas Psikologi di Universitas Indonesia dan Universitas padjajaran, pada tahun 1964,Fakultas Pendidikan di Universitas  Gajah Mada sendiri menjadi institut Pengajaran dan Pendidikan Yogyakarta. Namun Jurusan Psikologi yang terdapat di dalam Fakultas Pendidikan tersebut memilih untuk tetap di Universitas Gajah Mada dan kemudian menjadi Fakultas Psikologi di universitas tersebut.

Sumber : 
Sarwono, Sarlito W..  (2002).  Berkenalan Dengan Aliran Dan Tokoh-tokoh Psikologi.
- http://plo-psikologi.ugm.ac.id/
- http://psikologi.unpad.ac.id/



Sabtu, 08 Maret 2014

Psikologi indonesia : Jaman rintisan awal 1950-an

    Di Indonesia Psikologi berkembang pada tahun 1952. Walaupun memiliki sejarah yang jauh lebih pendek daripada keberadaan psikologi di negara-negara Barat,namun kebutuhan akan adanya psikologi di Indonesia sama besar dengan di negara-negara Barat. Sebagai negara berkembang,psikologi di indonesia dibutuhkan dalam bidang kesehatan,bisnis,pendidikan,politik,permasalahan sosial,dan lain-lain. Masyarakat Indonesia masih cenderung mengharapkan psikologi sebagai suatu ilmu pasti yang dapat memberikan jawaban dan penyelesaian yang pasti bagi berbagai permasalahan seperti,misalya,kedokteran.


Psikologi diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1952 oleh Slamet Iman Santoso (1907-2004), profesor psikiatri di Fakultas Kedokteran,Universitas Indonesia. 



Slamet Iman Santoso


     Pada pidato pengukuhannya sebagai profesor,Slamet menceritakan pengalamannya dengan pasien-pasiennya yang kebanyakan anggota militer dan pegawai pemerintah yang mengalami gangguan psikosomatis karena tidak mampu menjalani pekerjaan barunya setelah Indonesia mengambil alih kepemerintahan dari kolonial Belanda pada tahun 1950, Menurut Slamet,psikiatri membutuhkan ilmu psikologi untuk menjelaskan potensi-potensi manusia guna menyeleksi orang yang tepat pada tempat (pekerjaan) yang tepat (the right man in the right place). 

      Setelah pidato tersebut,diselenggarakan kursus pelatihan di Universitas Indonesia terhadap para asisten psikolog ,dan beberapa tahun kemudian kursus pelatihan di Universitas Indonesia terhadap para asisten psikolog,dan beberapa tahun kemudian kursus pelatihan tersebut menjadi Jurusan Psikologi di Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia. Beliau ditunjuk sebagai  ketua jurusan tersebut. Psikolog pertama yang lulus adalah Fuad Hassan (1929-2007) pada tahun 1958. Sementara itu,di tahun 1950-an terdapat juga beberapa psikolog yang dikirim oleh TNI dan pemerintah untuk menjalani pendidikan psikologi di Belanda dan Jerman. Sekembalinya di Indonesia mereka yang dikirimkan oleh TNI kemudian ditempatkan di Pusat Psikologi untuk Angkatan Darat dan Angkatan Udara di Bandung,sedangkan yang lainnya ditempatkan di Jakarta dan menjadi staf di Fakultas Psikologi,Universitas Indonesia.


Sumber : 

Sarwono, Sarlito W..  (2002).  Berkenalan Dengan Aliran Dan Tokoh-tokoh Psikologi.  3rd Edition.